Jamu Gejah untuk Ibu Menyusui: Pelancar ASI Alami Efektif

Daftar Isi
Gambar ilustrasi jamu gejah

Sebagai ibu yang baru melahirkan, Bunda mungkin mencari cara alami agar ASI keluar lancar dan melimpah. Salah satu resep tradisional yang sejak dulu jadi andalan para nenek moyang kita adalah jamu gejah untuk ibu menyusui. Jamu ini juga dikenal dengan sebutan jamu gepyokan atau uyup-uyup di berbagai daerah. Konon, ramuan herbal ini ampuh membantu memperlancar air susu ibu secara alami. Benarkah demikian? Yuk, simak ulasan lengkap mulai dari definisi, manfaat, cara membuat, hingga tips aman mengonsumsinya berikut ini.

Apa Itu Jamu Gejah?

Jamu Gejah adalah ramuan jamu tradisional khas Jawa yang biasa diberikan pada ibu pasca melahirkan untuk melancarkan ASI. Secara harfiah, “gejah” merujuk pada nama jamu khusus ibu menyusui, yang di beberapa daerah disebut jamu gepyokan atau jamu uyup-uyup. Meski namanya berbeda-beda, intinya jamu ini terdiri dari campuran berbagai rempah dan dedaunan herbal yang kaya manfaat.

Sejak zaman dahulu, jamu gejah sudah menjadi bagian dari perawatan tradisional nifas. Ibu baru biasanya minum jamu gejah agar badan tetap bugar, rahim cepat pulih, dan tentu saja supaya produksi ASI meningkat. Ramuan ini 100% alami, dibuat dari tumbuh-tumbuhan tanpa bahan kimia, sehingga dipercaya aman bagi ibu dan bayi. Aroma herba yang khas mungkin terasa kuat, tapi banyak Busui rela meminumnya demi kebaikan si Kecil. Intinya, jamu gejah adalah warisan resep turun-temurun untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya.

Manfaat Jamu Gejah bagi Ibu Menyusui

Tidak kalah dengan ASI booster modern, jamu gejah punya beragam manfaat yang menguntungkan Busui. Berikut beberapa khasiat utama yang bisa Bunda dapatkan dari mengonsumsi jamu tradisional ini:

  • Meningkatkan Produksi dan Kualitas ASI: Inilah manfaat utama jamu gejah. Kombinasi rempah seperti daun katuk, kunyit, kencur, dan jahe di dalamnya diyakini merangsang hormon prolaktin dan oksitosin, sehingga air susu ibu lebih lancar keluarnya. Sebuah penelitian pada 2018 silam bahkan menemukan bahwa konsumsi jamu gepyokan secara rutin dapat meningkatkan produksi ASI hingga 20%. Meski hasil tiap ibu bisa berbeda, banyak testimoni Busui merasakan ASInya jadi lebih deras setelah minum jamu gejah.
  • Mempercepat Pemulihan Pasca Melahirkan: Selain melancarkan ASI, jamu gejah membantu memulihkan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan. Kunyit dan kencur dalam jamu ini bersifat antiinflamasi yang mempercepat penyembuhan rahim dan luka-luka kecil pascapersalinan. Jamu hangat ini juga mengurangi rasa pegal dan nyeri pada tubuh, serta mengeluarkan angin sehingga ibu terhindar dari masuk angin atau perut kembung usai melahirkan. Ibu pun bisa lebih nyaman beraktivitas dan fokus menyusui.
  • Menjaga Stamina dan Daya Tahan Tubuh: Begadang dan kelelahan sudah jadi “makanan sehari-hari” ibu menyusui. Nah, jamu gejah dapat membantu meningkatkan stamina Bunda. Jahe dan temulawak yang terkandung di dalamnya terkenal mampu mendongkrak energi dan imunitas tubuh. Dengan rutin minum jamu, ibu merasa lebih segar dan tidak gampang sakit. Ramuan tradisional ini juga mengandung berbagai vitamin dan antioksidan dari tumbuhan herbal yang bermanfaat menjaga kesehatan ibu secara keseluruhan.
  • Mengurangi Keluhan Kesehatan pada Ibu Nifas: Beberapa bahan jamu gejah berkhasiat mengatasi keluhan umum pasca melahirkan. Misalnya, daun beluntas dan daun sirih dikenal ampuh mengurangi bau badan yang sering dialami ibu nifas. Lalu kencur dan jahe bersifat karminatif, membantu meredakan masuk angin dan menenangkan otot-otot tegang. Ibu yang minum jamu gejah hangat cenderung merasa lebih rileks, tidur pun lebih nyenyak. Efek relaksasi ini penting karena stres dan kurang tidur dapat menghambat keluarnya ASI.
  • Menambah Nafsu Makan Ibu: Percaya atau tidak, jamu tradisional ini juga bisa membantu menjaga nafsu makan. Kencur dan temu-temuan lain dalam jamu gejah dikenal sebagai appetite booster. Seusai melahirkan, kadang ibu kurang selera makan karena lelah atau perubahan hormon. Padahal nutrisi dari makanan sangat diperlukan agar ASI melimpah. Dengan minum jamu gejah yang mengandung kencur/temulawak, lambung terasa lebih nyaman dan nafsu makan Bunda terjaga. Ibu menyusui pun bisa makan lahap dan memenuhi gizi seimbang demi kualitas ASI yang baik.

Singkatnya, jamu gejah menawarkan paket komplit bagi Busui: ASI lancar sekalgus tubuh sehat bugar. Tentu hasilnya optimal jika diiringi pola makan bergizi dan manajemen stres yang baik. Selanjutnya, mari kita lihat apa saja bahan rahasia di balik hebatnya jamu tradisional ini.

Kandungan Bahan Jamu Gejah dan Khasiatnya

Jamu gejah disebut juga jamu gendong pelancar ASI karena biasanya dijajakan oleh penjual jamu gendong dengan botol khusus untuk Busui. Racikan jamu ini terdiri dari aneka rimpang (akar tumbuhan) dan daun herbal. Berikut bahan-bahan utama jamu gejah beserta manfaatnya bagi ibu menyusui:

  • Kunyit (Curcuma longa): Rimpang berwarna oranye ini adalah bumbu wajib jamu. Kurkumin dalam kunyit bersifat antiinflamasi, membantu penyembuhan luka dan rahim pascapersalinan. Kunyit juga melancarkan peredaran darah, termasuk aliran darah ke payudara, sehingga dipercaya turut memperlancar produksi ASI. Selain itu kunyit mendukung detoksifikasi tubuh ibu dan meningkatkan imunitas.
  • Kencur (Kaempferia galanga): Kencur terkenal sebagai bahan jamu untuk menghangatkan badan. Bagi Busui, kencur membantu mengusir angin, mengurangi kembung, dan menenangkan sistem pencernaan. Uniknya, kencur juga diyakini meningkatkan nafsu makan ibu menyusui, sehingga asupan nutrisi ibu terjaga baik. Kondisi perut yang hangat dan nyaman berkat kencur akan membuat ibu lebih rileks, yang secara tidak langsung berdampak positif pada kelancaran ASI.
  • Jahe (Zingiber officinale): Siapa tak kenal jahe? Rempah satu ini kaya akan senyawa gingerol yang melancarkan sirkulasi darah dan bersifat antioksidan. Dalam jamu gejah, jahe berperan memberikan efek hangat dan relaksasi bagi ibu. Jahe bisa membantu meredakan pegal linu dan stres, sehingga refleks let-down (keluarnya ASI) bisa lebih baik. Jahe juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh ibu agar tidak mudah sakit.
  • Temulawak (Curcuma xanthorrhiza): Temulawak sering dipakai dalam jamu untuk menambah nafsu makan dan menjaga fungsi hati. Bagi ibu menyusui, temulawak bermanfaat meningkatkan nafsu makan (agar ibu lahap makan sehingga ASI berkualitas) serta membantu sistem pencernaan bekerja lancar. Kandungan xanthorrhizol dan kurkumin di dalam temulawak juga bersifat antiinflamasi dan imunomodulator, mendukung tubuh ibu tetap fit.
  • Daun Katuk (Sauropus androgynus): Inilah galactagogue andalan yang sudah teruji membantu memperbanyak ASI. Daun katuk mengandung protein, vitamin K, dan fitokimia seperti sterol yang mirip hormon estrogen – diyakini merangsang produksi ASI. Penelitian menunjukkan ekstrak daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI hingga 50% lebih banyak. Dalam jamu gejah versi modern, kadang daun katuk ditambahkan untuk efek pelancar ASI yang lebih manjur. Selain produksi ASI, daun katuk juga kaya zat besi dan vitamin C yang bermanfaat mencegah anemia pada ibu menyusui.
  • Daun Pepaya: Beberapa resep tradisional memakai daun pepaya muda. Walau rasanya pahit, daun pepaya mengandung enzim papain, vitamin A, C, E yang baik untuk memulihkan rahim dan melancarkan peredaran darah. Daun pepaya juga dipercaya membantu meningkatkan jumlah ASI dan kualitasnya. Sebagai bonus, konsumsi daun pepaya bisa membantu memperbaiki nafsu makan ibu.
  • Daun Beluntas (Pluchea indica): Daun beluntas sering ada dalam jamu uyup-uyup. Manfaat utamanya adalah mengurangi bau badan dan keringat berlebih pada ibu nifas. Selain itu beluntas bersifat antibakteri dan bisa membantu mengecilkan rahim. Efeknya, tubuh ibu terasa lebih segar dan tidak “asem” meski banyak berkeringat saat menyusui.
  • Rempah lainnya: Jamu gejah kadang ditambah lengkuas (laos), bangle, lempuyang, temu giring, hingga bawang merah. Masing-masing berkhasiat melengkapi ramuan:
    • Lengkuas & Bangle – Membantu menghangatkan badan dan mengurangi nyeri. Bangle juga dikenal bisa memperbaiki metabolisme tubuh ibu.
    • Lempuyang – Berkhasiat meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh.
    • Temu Giring – Tradisional dipakai untuk merawat kesehatan rahim dan membersihkan darah nifas.
    • Bawang Merah – Dipercaya membantu mengeluarkan angin dan melancarkan peredaran darah.

    Tak perlu semua bahan di atas ada dalam satu resep; komposisi jamu gejah bisa sedikit berbeda tiap daerah. Namun intinya, ramuan ini kaya rimpang berkhasiat dan daun-daun lactagogue yang bersama-sama mendukung kesehatan ibu menyusui sekaligus produksi ASI-nya.

Resep dan Cara Membuat Jamu Gejah di Rumah

Kabar baiknya, Bunda bisa membuat jamu gejah sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang cukup mudah didapat. Berikut ini resep jamu gejah (jamu uyup-uyup) yang praktis:

Bahan-bahan:

  • 3 ruas kunyit (± 5 cm, kupas kulitnya)
  • 3 ruas kencur (± 3–4 cm)
  • 2 ruas jahe (± 3 cm, boleh jahe merah untuk rasa lebih pedas hangat)
  • 2 ruas temulawak (opsional, ± 3 cm)
  • 1 genggam daun katuk – atau bisa diganti 1 genggam daun beluntas (pilih salah satu sesuai ketersediaan)
  • 2 buah asam jawa (atau ±5 lembar daun sinom, yakni daun asam muda)
  • Gula merah secukupnya (sekitar 20–30 gram, sisir halus)
  • Sedikit garam (sejumput saja, opsional untuk penyeimbang rasa)
  • 700 ml air (±3 gelas, untuk merebus)

Cara Membuat Jamu Gejah:

  1. Cuci bersih semua bahan rimpang (kunyit, kencur, jahe, temulawak) dan daun-daun. Kupas kulit kunyit, jahe, dan temulawak supaya tidak terlalu pahit.
  2. Haluskan rimpang yang sudah dikupas. Bunda bisa menumbuk tradisional menggunakan ulekan, atau memblender dengan sedikit air hingga halus.
  3. Siapkan panci, tuang 700 ml air lalu masukkan semua bumbu rimpang halus tadi. Tambahkan daun katuk (atau daun beluntas) dan asam jawa.
  4. Rebus dengan api sedang cenderung kecil sampai mendidih. Biarkan sekitar 10–15 menit agar sari-sari bahan keluar ke air rebusan. Aduk sesekali.
  5. Masukkan gula merah yang sudah disisir ke dalam rebusan. Tambahkan sejumput garam. Aduk hingga gula larut sempurna.
  6. Setelah mendidih dan gula larut, matikan api. Diamkan sebentar hingga agak hangat, lalu saring air rebusan jamu menggunakan saringan halus ke dalam teko atau wadah bersih.
  7. Jamu gejah siap disajikan! Tuang ke gelas. Bisa dinikmati hangat-hangat agar tubuh terasa segar.

Tips: Jamu uyup-uyup buatan rumah ini sebaiknya diminum 2 kali sehari: pagi dan sore masing-masing 1 gelas kecil (~150 ml). Agar rasanya lebih enak, Bunda dapat menambahkan perasan jeruk nipis atau satu sendok madu saat akan minum (tambahkan saat jamu hangat suam-suam kuku, jangan saat masih panas sekali, agar madu dan vitamin tidak rusak). Jika ada sisa, simpan jamu dalam botol tertutup di kulkas. Jamu bisa awet 1–2 hari di lemari es. Pastikan dipanaskan lagi sebelum diminum esok harinya.

Dengan resep di atas, Bunda dapat meracik ASI booster alami sendiri dengan higienis. Selain lebih hemat, jamu segar buatan sendiri juga terjamin tanpa pengawet. Namun, meski alami, tetap ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar konsumsi jamu gejah ini aman dan optimal. Simak tips berikut.

Tips Aman Mengonsumsi Jamu Gejah bagi Busui

Jamu gejah pada dasarnya aman dikonsumsi ibu menyusui karena bahannya herbal. Meski begitu, Bunda tetap perlu bijak dalam mengonsumsinya. Berikut beberapa tips penting agar manfaat jamu maksimal dan keamanan terjaga:

  • Konsumsi Secukupnya, Jangan Berlebihan: Minum jamu herbal pun ada takarannya. Porsi 1–2 gelas kecil per hari sudah cukup. Tidak disarankan minum jamu gejah berlebihan dengan anggapan ASI akan makin banyak – justru itu bisa membebani metabolisme. Ingat, hingga kini belum banyak studi ilmiah soal keamanan & manfaat jamu jika diminum berlebihan. Jadi, gunakan seperlunya sebagai suplemen pendukung, bukan pengganti nutrisi utama.
  • Perhatikan Reaksi Tubuh Ibu dan Bayi: Setiap orang bisa punya reaksi berbeda terhadap jamu. Ada ibu yang cocok-cocok saja, ada juga yang perutnya kurang nyaman. Perhatikan juga si Kecil: jika bayi rewel, diare, atau kolik setelah Ibunya minum jamu, mungkin jamu tersebut kurang cocok untuk kalian. Dalam kasus seperti itu, sebaiknya hentikan dulu konsumsi jamu gejah. Bisa dicoba lagi nanti dengan dosis lebih kecil, atau konsultasi ke tenaga kesehatan.
  • Pastikan Bahan Segar dan Bebas Bahan Berbahaya: Saat meracik sendiri, pilih bahan-bahan yang segar dan cuci bersih. Bila Bunda membeli jamu gejah siap minum (misal dari penjual jamu gendong atau toko jamu kemasan), pastikan produknya terpercaya. Hindari jamu yang dicampur obat-obatan kimia. Ciri jamu murni herbal biasanya rasanya tidak terlalu manis/strong dan ada ampas rempahnya. Lebih baik lagi, buat sendiri seperti resep di atas agar terjamin komposisinya.
  • Waktu Terbaik Minum Jamu: Minumlah jamu gejah setelah makan. Misalnya pagi setelah sarapan dan sore setelah camilan. Minum jamu dengan perut berisi mengurangi risiko mual atau perih, terutama bagi Bunda yang punya maag. Selain itu, beberapa orang memilih minum jamu hangat di pagi hari untuk memulai hari dengan segar, dan sore hari untuk mengembalikan energi yang terkuras.
  • Tetap Penuhi Nutrisi Lain: Ingat bahwa jamu adalah suplemen pendukung. Tetaplah makan makanan bergizi seimbang, tinggi protein dan sayuran hijau untuk produksi ASI optimal. Minum air putih yang cukup setiap hari (minimal 2–3 liter) supaya tubuh terhidrasi baik. Jamu bukan pengganti makanan atau cairan, jadi jangan sampai karena merasa sudah minum jamu lalu Bunda mengabaikan pola makan sehat.
  • Konsultasi Dokter Jika Ragu: Bila Bunda memiliki kondisi kesehatan khusus (misal diabetes, hipertensi, atau sedang mengonsumsi obat resep tertentu), ada baiknya konsultasikan rencana minum jamu dengan dokter. Menurut anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ibu menyusui sebaiknya tidak sembarangan minum jamu tanpa saran ahli, apalagi bila bayinya baru lahir atau prematur. Konsultasi penting untuk memastikan jamu tidak berinteraksi negatif dengan obat yang mungkin Bunda konsumsi.
  • Dengarkan Tubuh Sendiri: Tips terakhir, selalu dengarkan sinyal tubuh. Jika setelah minum jamu gejah Bunda merasa nyaman, segar, dan ASI lancar, boleh dilanjutkan. Sebaliknya, kalau terasa mual, pusing, atau efek yang tidak enak lainnya, tidak perlu dipaksakan. Setiap ibu dan bayi unik, jadi sesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Sebagai tambahan, selain jamu gejah, Bunda juga bisa melengkapi ikhtiar melancarkan ASI dengan cara lain. Misalnya mengonsumsi vitamin dan mineral penting bagi Busui. Pastikan asupan Vitamin B, D, C, dan kalsium terpenuhi – bila perlu cek rekomendasi kami tentang vitamin terbaik untuk ibu menyusui agar ASI lancar. Tentunya, teknik menyusui yang benar (pelekatan, frekuensi menyusu on demand) dan dukungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui.

FAQ seputar Jamu Gejah untuk Ibu Menyusui

Untuk melengkapi informasi, berikut ini beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan seputar jamu gejah beserta jawabannya:

Apa bedanya jamu gejah, jamu gepyokan, dan uyup-uyup?
Tidak ada perbedaan yang signifikan. Ketiganya merujuk pada ramuan jamu tradisional yang sama untuk melancarkan ASI pada ibu menyusui. “Gejah” adalah istilah dalam bahasa Jawa, sementara gepyokan atau uyup-uyup merupakan nama lain di daerah berbeda. Bahan dan tujuannya serupa – semua nama ini mengarah pada jamu herbal pelancar ASI bagi Busui.
Benarkah jamu gejah efektif memperlancar ASI?
Banyak ibu merasakan manfaat jamu gejah dalam meningkatkan produksi ASI mereka. Secara tradisional, kombinasi bahan di dalamnya dipercaya merangsang hormon laktasi sehingga ASI lebih melimpah. Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan konsumsi jamu gepyokan dapat menaikkan produksi ASI hingga sekitar 20%. Namun, efektivitas bisa bervariasi pada tiap ibu. Jamu ini sebaiknya dilihat sebagai pendukung; tetap penuhi nutrisi dan susui bayi sesering mungkin untuk hasil terbaik.
Bagaimana cara aman minum jamu gejah saat menyusui?
Cara aman adalah dengan mengonsumsinya dalam porsi wajar dan memperhatikan reaksi tubuh. Minum 1–2 gelas kecil per hari sudah cukup. Pastikan bahan jamu yang digunakan alami dan bersih. Hindari menambah obat kimia apa pun ke dalam jamu. Selain itu, amati kondisi bayi – jika terjadi diare atau rewel setelah ibu minum jamu, sebaiknya hentikan dulu. Bila Bunda memiliki riwayat penyakit tertentu atau sedang minum obat dari dokter, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum rutin minum jamu gejah.
Apakah jamu gejah memiliki efek samping bagi ibu atau bayi?
Secara umum jamu gejah relatif aman dikonsumsi karena terbuat dari rempah alami. Kebanyakan ibu tidak mengalami efek samping berarti. Namun, pada beberapa kasus, bayi bisa mengalami diare ringan atau kolik jika tidak cocok dengan komponen jamu yang tersalur lewat ASI. Ibu juga mungkin merasa panas dalam atau sedikit mual jika minum terlalu banyak. Oleh sebab itu penting untuk minum sesuai anjuran dan menghentikan konsumsi jika muncul reaksi negatif. Intinya, efek samping jarang terjadi selama jamu diminum dengan bijak.
Adakah alternatif lain selain jamu gejah untuk memperbanyak ASI?
Tentu. Selain jamu tradisional ini, Bunda bisa mencoba berbagai makanan dan minuman pelancar ASI lainnya. Contohnya daun katuk bisa diolah sebagai sayur bening, kacang almond dan oatmeal sebagai camilan, atau suplemen ASI booster yang mengandung fenugreek dan habbatussauda. Yang tak kalah penting, susui bayi sesering mungkin (sesuai permintaan bayi) karena prinsip suplai-permintaan sangat menentukan produksi ASI. Pastikan juga istirahat cukup dan kelola stres, karena kondisi fisik dan mental ibu sangat memengaruhi kelancaran ASI. Jadi, jamu gejah hanyalah salah satu ikhtiar – boleh dicoba, namun tetap imbangi dengan pola hidup sehat secara keseluruhan.

Kesimpulan

Jamu gejah untuk ibu menyusui merupakan warisan ramuan herbal yang patut dicoba bagi Bunda yang ingin memperlancar ASI secara alami. Dengan kandungan rempah-rempah seperti kunyit, kencur, jahe, dan daun katuk, jamu ini menawarkan berbagai manfaat mulai dari meningkatkan produksi ASI hingga menjaga kesehatan ibu pasca melahirkan.

Tentunya, hasil terbaik akan dirasakan jika jamu dikonsumsi dengan bijak dan diimbangi pola hidup sehat. Selalu perhatikan reaksi tubuh Bunda dan Si Kecil, serta jangan ragu berkonsultasi ke tenaga medis jika diperlukan.

Semoga dengan perpaduan kearifan tradisional dan tips modern di atas, ASI Bunda semakin lancar dan melimpah. Selamat menyusui dan semangat terus, ya! Bunda telah memberikan yang terbaik untuk buah hati, dan jamu gejah bisa menjadi sahabat alami dalam perjalanan indah tersebut.

Posting Komentar

banner
klik banner ini untuk chat admin
klik gambar ini untuk menuju web theme master