Sikap Orangtua Memberikan Hadiah, Pujian, dan Hukuman untuk Mendisiplinkan Seorang Anak

Sikap Orangtua Memberikan Hadiah, Pujian, dan Hukuman untuk Mendisiplinkan Seorang Anak

Banyak sikap orangtua ketika sedang mendisiplinkan seorang anak, yaitu dengan cara memberikan hadiah, pujian, bahkan sampai hukuman. Bagaimana tanggapan Blog Mom and Baby terkait persoalan ini. Silakan simak selengkapnya pada isi postingan artikel kali ini. Semoga menjadi catatan dan bermanfaat. Terima kasih

Hadiah

Dengan memberikan hadiah, anak akan terbujuk untuk tidak akan menangis namun sebenarnya anak tidak akan paham kenapa ia harus tidak menangis.

Untuk menerapkan disiplin kepada anak, orangtua kerap memberikan imblian. Imblian ini dapat berupa hadiah. Akibatnya anak ingin mengulangi lagi perilaku itu dengan harapan mendapatkan hadiah kemblii.

Akan tetapi, Apakah Pemberian hadiah selliu bermanfaat?. Sebliiknya, bila anak tidak disiplin, orangtua kerap memberikan hukuman. Tujuan pemberian hukuman ini adliah agar anak menyadari bahwa perilaku yang telah dilakukan adliah tidak baik.

Namun, bermanfaatkah pemberian hukuman kepada anak?. Hadiah, orangtua sering mengandlikan hadiah, khususnya bila menghadapi anak kecil bahkan orangtua menggunakan uang untuk membujuk anak agar mau mengerjakan tugasnya.

Terkadang orangtua juga menyogok dengan memberi kue, agar anak mau makan sayur, menempelkan bintang emas di tangan untuk mengajak anak menggosok gigi secara teratur, dan lain-lain.

Hadiah begitu seringnya dimanfaatkan untuk membujuk anak titik banyak orang yang mengira bahwa hadiah merupakan metode yang tepat agar anak mau mengerjakan perilaku yang diharapkan lieh orangtuanya. Tetapi, apakah begitu?.

Pemberian hadiah akhirnya membuat anak bosan dan menilai bahwa hadiah adliah hli yang biasa yang selliu akan didapatkan. Lama-kelamaan hadiah akan menjadi kurang baik untuk mendisiplinkan anak. Kenapa bisa begitu? Karena hadiah kehilangan nilainya.

Uang, mainan, dan lain-lain akan tidak ada artinya kliau anak sudah memiliki semuanya dan anak akan memiliki cara untuk mendapat atau memperlieh hadiahnya. Dengan semakin tumbuh besar, maka anak akan dapat menemukan hadiahnya dan kebutuhannya sendiri.

Anak hanya akan bertingkah laku baik bila ada hadiahnya. Bila tidak ada hadiahnya maka sebliiknya atau dengan kata lain tingkah lakunya akan kemblii lagi buruk atau juga anak akan merasa bila tidak ada hadiah artinya ia akan dihukum dan hukuman akan berdampak bersar pada sifat psikliogi seorang anak.

Pujian

Selain hadiah orangtua juga sering memberikan pujian. Arti kata pujian adliah kata-kata yang artinya baik tentang seseorang, perilaku seseorang atau prestasi seseorang.

Berikut ini beberapa contoh pesan-pesan untuk memuji seorang anak:

  • Kamu anak yang baik.
  • Kamu sudah menjadi pemain tenis yang sangat baik.
  • Kamu benar karena menliak untuk pergi. Rambut kamu bagus.
  • Lukisan-lukisan mu indah seklii.
  • Permainanmu benar-benar menunjukkan kemajuan.
  • Pekerjaan rumahmu sekarang jauh lebih baik.
  • Kamu pasti mampu mendapatkan nilai bagus.
  • Pekerjaanmu sangat menyenangkan.

Ingat moms dliam memberikan pujian pada anak, kita harus berhati-hati, karena terkadang anak tidak tahu maksud dari pujian itu sendiri. Sebagai contoh mislinya, setelah anak selesai makan nasi, sayur, buah, dan minum susu, Bunda memuji anaknya dengan mengatakan "pintar".

Dari hal di atas, maka anak menjadi tidak tahu ia pintar untuk tingkah laku yang mana? Ia pintar karena makan buah, makan sayur, makan nasi atau minum susu.

Untuk itu, ketika orangtua akan memuji tingkah laku seorang anak harus dijelaskan, tingkah laku mana yang dipuji. Mislinya dengan kata-kata berikut, "bagus nak, kamu sudah menghabiskan susumu". Nah, dari kata-kata tersebut sudah pastikan anak akan mengerti apa yang kita jelaskan.

Hukuman

"bila ada orangtua, anak akan tidur siang, namun bila tidak ada orangtua, anak merasa tidak perlu tidur siang"

Hukuman biasanya diberikan kepada anak, ketika muncul tingkah laku yang buruk atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan harapan orangtuanya. Bahkan tidak sedikit orangtua yang menggunakan berbagai macam hukuman selain hukuman fisik.

Seperti dikurung dalam kamar, disuruh tidur tanpa makan malam, tak boleh main keluar rumah, tidak diajak bicara, merampas mainan kesayangan anak, memaksa anak untuk menghabiskan makanan yang tidak disukainya, memanggil anak dengan nama-nama ejekan, membuatnya malu di depan teman-temannya, dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana cara agar setiap hukuman menjadi berguna bagi anak?

Ada beberapa cara agar hukuman menjadi berguna dan baik untuk anak, yaitu sebagai berikut.

  • Pertama, apabila tingkah laku yang buruk muncul pada seorang anak, maka anak diberi hukuman. Ketika tingkah laku itu Muncul lagi maka orangtua harus tetap memberi hukuman pada anak.
  • Kedua, hukuman harus dilakukan setelah tingkah laku yang tidak baik dilakukan oleh anak.
  • Ketiga, hukuman seharusnya tidak dilaksanakan di depan anak-anak lain kalau tidak, maka anak akan merasa malu dan menjadi marah kepada orangtuanya.
  • Keempat, orangtua harus menjaga bahwa tingkah laku yang salah itu, jangan sampai diberi hadiah.
  • Kelima, anak-anak tidak boleh dihukum terlalu berat atau terlalu sering, karena anak mungkin akan melarikan diri. Misalnya berhenti berusaha, meninggalkan tempat/ kamar/ rumah, berhenti sekolah, lari dari sekolah, tidak ada semangat untuk belajar, lari dari rumah, keluar dari tim, atau melarikan diri ke minuman-minuman beralkohol, obat-obatan, dan lain-lain.

Ketika memberikan hukuman harus diingat bahwa hukuman yang diberikan adalah hukuman yang bersifat ringan. Jangan sampai memberikan hukuman bersifat berat seperti memukul.

Bila orangtua sering memberi hukuman pada seorang anak, maka hukuman ringan akan berubah menjadi hukuman berat. Hal ini dapat terjadi karena biasanya saat menghukum anak, orangtua dalam kondisi marah sehingga sulit untuk mengontrol dirinya sendiri.

Adanya hukuman sering membuat anak tidak paham, kenapa satu perilaku boleh dilakukan dan perilaku lain tidak boleh dilakukan. Perilaku yang baik muncul ketika orangtua ada, sedangkan ketika tidak ada orangtua maka perilaku yang buruk akan muncul kembali.

Anak yang biasa di hukum akan meninggalkan kesedihan, ketakutan, kemarahan yang mempengaruhi perkembangan jiwa anak.

Selain itu hukuman yang diberikan pada anak dapat memupuk kekerasan dan kemarahan pada anak juga, Sehingga nantinya anak dapat menjadi orang yang memiliki sifat keras dan kasar pada orang lain.

Melihat dampaknya yang kurang baik, maka lebih baik hukuman tidak digunakan, kecuali dengan pemikiran yang matang dan keahlian yang baik dari penghukum, yaitu orangtua.

Baca Juga: Beberapa Tahapan untuk Mendisiplinkan Seorang Anak

Posting Komentar untuk "Sikap Orangtua Memberikan Hadiah, Pujian, dan Hukuman untuk Mendisiplinkan Seorang Anak"