Mengapa Orangtua Berlaku Kasar pada Anaknya?

Baik moms, pada postingan artikel kali ini saya akan menuliskan beberapa sebab kenapa orangtua bisa berlaku kasar pada anaknya.

Tidak sedikit dari kalangan orangtua baik istri maupun suami dapat berbuat kasar pada anaknya. Baik moms, isi artikel ini adalah tidak bersifat memihak pada satu orang melainkan berisi sebuah penjelasan yang menjelaskan beberapa penyebab orangtua tega berlaku kasar pada anaknya.

Perlu saya sampaikan terlebih dahulu bahwa kasar disini bukan hanya dilihat dari tindakan yang berhubungan dengan kontak fisik langsung yang disebut dengan kekerasan melainkan mengucapkan kata-kata dengan nada tinggi pun itu sudah termasuk kedalam kategori berlaku kasar kepada anak.

Kekesalan seseorang yang dilampiaskan pada orang lain biasa ditimbulkan konflik pribadi yang tidak diketahui orang lain. Sehingga orang tersebut tidak mampu untuk menahan emosinya.

Oleh karena itu, selain membahas penyebab orangtua berlaku kasar pada anaknya artikel ini juga membahas bagaimana cara supaya kita tidak mudah terpancing emosi/ kekesalan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Berikut ini beberapa sebab kenapa orangtua bisa berlaku kasar pada anaknya

Berikut ini adalah kemungkinan salah satu penyebab yang membuat orangtua berlaku kasar pada anaknya dan bagaimana cara mengatasinya.

Kelelahan mengerjakan tugas harian rumah tangga

Tugas rumah tangga kebanyakan dikerjakan oleh kaum ibu-ibu. Seperti aktivitas mencuci piring, beres-beres rumah, sesapu, masak, dan lain sebagainya. Tentu semua pekerjaan tersebut cukup melelahkan untuk dikerjakan.

Setelah membereskan semua tugas rumah tangga, sudah pasti moms ingin istirahat dan menenangkan diri dengan cara menarik napas dalam-dalam. Itu semua tidak akan terjadi jika seorang anak merengek mendadak karena minta jajan atau membeli makanan. Otomatis, moms pun akan mendadak naik darah dengan memarahi anaknya bahkan sampai ada yang berbuat kasar pada anaknya.

Lalu apakah ada solusinya untuk mengatasi hal tersebut agar kita sebagai orangtua tidak mudah emosi/ berbuat kasar pada anak? Tentu ada, yaitu salah satunya dengan cara selalu bersabar dan tetap berusaha sebisa mungkin untuk tidak melakukan sikap kasar terhadap seorang anak.

Kebosanan karena terkurung di lingkungan rumah

Makan, tidur, beres-beres rumah, dan mengurus anak selalu dilakukan didalam rumah. Hal tersebut biasa terjadi pada lingkungan rumah perkomplekan yang mana antar tetangga tidak begitu mengenal akrab.

Sangat jauh berbeda dengan suasana yang ada di daerah pedesaan, yang mana seseorang dapat bermain dan berbincang-bincang dengan tetangga-tetangga lain. Sehingga orangtua tidak merasa bosan yang selalu berdiam diri didalam rumah.

Lalu apakah ada solusi untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan pada poin ini? Tentu ada moms, yaitu dengan melakukan keluar rumah dengan jalan-jalan bersama anak. Jika moms tidak berani untuk melakukannya cukup dengan bermain dengan anak di halaman rumah.

Jenuh akibat pergaulan terbatas

Pergaulan yang terbatas atau memiliki teman yang sedikit tentu bagi seorang ibu atau suami itu sangat membosankan. Apalagi kalau seorang istri yang ditinggalkan oleh suaminya pergi jauh yang pulangnya hanya satu bulan sekali bahkan ada yang berbulan-bulan sehingga istri pun merasa kesepian dan dirumah hanya dengan anak saja. Ini sudah jelas membuat rasa jenuh yang tersimpan dalam benak hati.

Masalah kejenuhan ini sama persis dengan apa yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Agar seseorang tidak merasa jenuh, maka perbanyaklah berkawan dengan teman baru tetunya kita harus waspada. Karena tidak semua teman itu baik. Jadi moms kita harus dapat memilih teman yang baik.

Jika moms kesulitan dalam menemukan teman, maka tidak ada salahnya untuk memulai berkomunikasi dengan teman sewaktu moms masih sekolah dengan mencari kontak ponselnya melalui media sosial. Seperti facebook, twitter, instagram, dan medsos lainnya.

Kurang dihargai suami dan lingkungan

Kehidupan dalam rumah tangga sering mengalami konflik baik dengan suami ataupun sebaliknya. Terkadang suami marah-marah tanpa kita ketahui apa sebabnya, yang pasti kita sebagai seorang istri pasti merasakan tersakiti jika sesuatu yang dilakukan oleh kita tidak dihargai oleh suami.

Misalkan kita membuatkan makanan untuk suami kemudian makanan tersebut dianggap tidak enak. Padahal tidak ada yang salah pada makanan tersebut. Kenapa bisa marah? Karena faktor lingkingan moms. Bisa saja ada masalah di kantornya atau bahkan ada masalah lain yang kita tidak ketahui.

Sikap suami terhadap kita yang suka marah-marah dan tidak suka menghargai, tentu membuat kita menjadi bad moot sehingga kita pun menjadi kesal. Kekesalan tersebut bisa saja dilampiaskan pada anak yang tidak punya salah apa-apa.

Oleh karena itu, suami harus dapat memberikan perhatian lebih kepada istri dan kalau bisa berikan semangat '45 sehingga istri dapat melayani suami dan anak sepenuh hati alias tidak setengah-setengah. Setiap ibu pasti merasa tersanjung dan merasa berguna jika semua pekerjaannya dihargai oleh suami.

Pelampiasan konflik dengan suami

Dalam rumah tangga, masalah konflik itu sudah menjadi biasa. Misalnya suami atau istri dapat masalah dari luar kemudian dibawa ke rumah sehingga suasana pun menjadi horor. Saya lebih memilih meredakan masalah luar dan tidak memperlihatkan di hadapan suami.

Jika kita tidak bisa menyikapi konflik dalam rumah tangga, bisa-bisa hubungan antar suami istri bahkan anak tidak harmonis dan tidak sehat lagi. Oleh karena itu perlunya menghargai satu sama lain adalah untuk menghindari konflik dengan suami.

Nah, mestinya jika kita ada masalah internal dengan suami sebisa mungkin anak tidak mengetahuinya. Apalagi kalau kita bertengkar dengan suami dihadapan anak. Lebih baik jangan deh., ya moms. Kemudian disisi lain kita juga harus dapat mengendalikan emosi agar anak tidak menjadi sasaran pelampiasan konflik dalam rumah tangga.

Pengaruh latar belakang pola pendidikan keluarga ketika kecil

Latar belakan pendidikan seseorang sangat berpengaruh besar dalam urusan rumah tangga. Kenapa banyak orangtua yang berbuat kasar pada anaknya, tidak lain ialah latar belakang pendidikan orangtua tersebut.

Tidak menjamin orang yang memiliki gelar tinggi dapat mendidik anak dengan baik dan benar. Karena yang namanya belajar mendidik anak itu memerlukan waktu yang cukup lama. Lagian harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita menjadi terbiasa dalam mengurus persoalan yang ada di lingkungan keluarga.

Intinya moms, kita harus banyak belajar dan jangan disamakan dalam mendidik anak dengan cara didikan orang yang masa lalu. Biarkanlah masa lalu menjadi berlalu. Sekarang kita fokus mendidik anak dari usia dini dengan sepenuh hati.

Karakter dasar suku bangsanya

Misalkan suku sunda dan suku batak logat bicaranya tentu jauh berbeda. Seperti orang suku batak memanggil orang suku sunda tentu orang sunda merasa tersinggung.

Walaupun kita berasal dari suku batak atau suku lainnya. Persoalan dalam mendidik anak tentu caranya harus sama. Kasih sayang dan perhatian penuh sangat diperlukan dalam proses mendidik anak mulai sejak usia dini.

Hilangkan rasa ego bunda. Jika memang bunda sayang pada anak, maka perlihatkan sifat keibuan pada anak dan keluarga.

Demikianlah postingan artikel yang membahas tentang beberapa penyebab yang membuat orangtua berlaku kasar pada anaknya. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi penting dan juga bermanfaat. Terima kasih

Posting Komentar untuk "Mengapa Orangtua Berlaku Kasar pada Anaknya?"