Sikap Orangtua Saat Menghadapi Anak yang Menangis Karena Bertengkar dengan Temannya

Ketika itu ada seorang anak yang dinasehati oleh ibunya. Jelas ibunya marah-marah karena anaknya dipukul oleh teman sebayanya. Anaknya terus menangis dan ibunya terus berusaha untuk menenangkannya.

Kemudian ibunya mengucapkan "memang Budi itu anak nakal ....!". Ketika ibunya sedang berusaha untuk menenangkan tangisan anaknya setelah bertengkar dengan Budi. Secara tidak sadar bahwa kalimat tersebut ternyata tidak mendatangkan manfaat bagi seorang anak. Justru akan menimbulkan rasa permusuhan pada diri mereka.

Disisi lain kalimat tersebut akan dirasakan anak sebagai pembenaran dari prasangkanya, bahwa dirinya tak memiliki salah sama sekali dan bahwa lawannyalah yang salah. Sehingga akibatnya ia tak bisa belajar untuk memperbaiki kesalahannya di kesempatan yang lain.

Akan lebih baik dan bijak jika ibunya itu mengatakan "Budi memang salah, dia memukulmu lebih dulu. Tapi kamu juga salah membuat Budi jengkel. Karena sudah menggoda dengan cara menyembunyikan sepatunya, memang maksudmu bercanda tetapi mungkin Budi sedang tak ingin bercanda. Jadi wajar kalau dia marah".

Bagaimana moms? Apakah sekarang sudah ada gambaran mengenai bagaimana cara mengatasi anak seperti itu. Setiap orang pasti bisa melakukannya ya moms, asalkan tidak selalu menggunakan emosinya sehingga anak tidak dapat teratasi dengan baik.

Kalau kita perhatikan dari kedua percakapan di atas, mungkin yang lebih enak didengar dan lebih bijak adalah percakapan yang kedua. Karena dalam konteksnya bunda tidak menyalahkan satu pihak. Namun bunda hanya dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata yang tidak kasar pada anak bahwa tidak ada yang dibenarkan dari peristiwa tersebut.

Baca Juga: Mendidik Anak Agar Menjadi Bijak

Posting Komentar untuk "Sikap Orangtua Saat Menghadapi Anak yang Menangis Karena Bertengkar dengan Temannya"